SEJARAH KAWITANI WONG JOWO LAN WONG KANUNG”
SEBAGIAN manusia jawa merupakan manusia pendatang dari Sampit, jika ditelusur ke belakang maka nenek moyang mereka berasal dari bangsa Chauw yang bermukim di hulu sungai Yang Tse (China) yang melakukan migrasi ke selatan sampai ke pegunungan Yunan, Hainan (taiwan) kemudian menusuri kamboja hingga ke Kalimantan. KEMUDIAN MIGRASI dan menetap di Nusa Kendeng ato jawa purwo…yaitu pati..tapaan..lasem..cepu ..th 230 sebelum masehi
kemudian menamakan diri sebagai ORANG JAWA KANUNG tanah mereka disebut sebagai tanah jawi…. Mereka meggunakan nama jawa yang berasal dari kata jawi
Rabu, 29 Mei 2013
Misteri pulau jawa
Sebelum dihuni manusia, bumi Jawa telah dihuni oleh golongan dewa-dewi dan makhluk halus lainnya... Salah satu putra Sang Hyang Jagad, yaitu Bathara Wisnu….
gugusan-gugusan pulau yang merupakan mata rantai gunung berapi. Gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara, yang sebagian adalah Nuswantoro, yang pada zaman dahulu disebut Sweta Dwipa... Dari bagian daratan ini salah satunya adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata, atau pulau pulau Jawa...kata Wong jawa dari kata Wahong, dan Tiyang dari kata Ti Hyang, yang berarti keturunan atau berasal dari Dewata. karena itulah pulau Bali sampai kini masih dikenal sebagai pulau Dewata..., karena juga merupakan potongan dari benua Sweta Dwipa atau Jawata...
Dikisahkan dalam kunjungan resminya sebagai utusan raja, Empu Barang atau nama bangsawannya Haryo Lembusuro, seorang pandhito terkemuka tanah Jawa, berkunjung ke Jambu Dwipa (India).
Sesampainya menginjakkan kaki di negeri Hindustan ini, oleh para Brahmana setempat, Empu Barang diminta untuk bersama-sama menyembah patung perwujudan Wisnu. Namun, dengan kehalusan sikap manusia Jawa, Empu Barang menyatakan bahwa sebagai pandhito Jawa, dia tidak bisa menyembah patung, tetapi para Brahmana India tetap mendesaknya, dengan alasan kalau Brahmana dinasti Haricandana menyembahnya karena Wisnu dipercaya sebagai Sang Pencipta.
Dengan setengah memaksa, Empu Barang diminta duduk, namun sewaktu kaki Empu Barang menyentuh tanah, tiba-tiba bumi bergoyang .... Yang jelas, saking hebatnya goyangan tersebut, patung tersebut hingga retak-retak...
Karna tata cara Jawa.. penyembahan kepada Sang Penguasa Hidup itu bukan patung, tetapi lewat rasa sejati..., sehingga hubungan kawula dengan Gusti menjadi serasi. Itulah Jumbuhing Kawula Dumateng Gusti.
Orang Jawa melakukan puja-puji penyembahan kepada Gusti langsng dari batinya ato Roso pangrosonya..,Sangat betul cerita leluhur jawa, Bagi orang Jawa tentang cerita waktu bumi Jawa belum dihuni manusia, telah dihuni oleh golongan dewa-dewi dan makhluk halus lainnya dan Bathara Wisnu turun ke arcapada.....
karna Wisnu itu artinya urip/hidup, pemelihara kehidupan, Jadi jelasnya awal mula adanya kehidupan manusia di bumi, atas izin Sang Penguasa Jagad...
Kemolekan bumi Jawa laksana perawan rupawan yang amat jelita, sehingga Kerajaan Rum (Ngerum) yang dipimpin Prabu Galbah, lewat laporan pendeta Ngali Samsujen, begitu terpesona karenanya. Maka diutuslah dutanya yang pertama yang bernama Hadipati Alip.
Hadipati Alip berangkat bersama 10.000 warga Ngerum menuju Nuswa Jawa. Mereka dalam waktu singkat meninggal terkena wabah penyakit.... Tak tersisa seorang pun. Lalu dikirimlah ekspedisi kedua dibawah pemimpinan Hadipati Ehe. Malangnya, mereka juga mengalami nasib sama, tupes tapis tanpa tilas.
Masih diutus rombongan berikutnya, seperti Hadipati Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Semuanya mengalami nasib sama, tumpes keok...
Melihat semua itu, Prabu Galbah terkejut dan mengalami shock hebat. Akibatnya, sakit jantungnya kambuh. Dia kemudian jatuh sakit, dan dalam waktu tak lama meninggal....
Pendeta Ngali Samsujen, merasa bersalah karena nasehatnya menimbulkan malapateka ini terjadi. Akhirnya pendeta ngali samsujen mati dalam rasa bersalah.... Tinggal Mahapati Ngerum, karena rasa setianya, dia ingin melanjutkan missi luhur yang dicita-citakan rajanya. Dia akhirnya ingat pada sahabatnya yang sakti bernama Jaka Sangkala alias Aji Saka, yang tinggal di Tanah India....
Karena kedatangan para migran dari Ngerum ke Tanah Jawa itu, karena hati mereka yang kurang bersih. Mereka tidak meminta izin dahulu pada penjaga tanah Jawa. Padahal, karena sejak zaman dahulu, tanah ini sudah ada yang menghuni. Yang menghuni tanah Jawa adalah manusia yang bersifat suci, berwujud badan halus .....
Selain penghuni yang baik, juga dihuni penghuni brekasakan, anak buah Bathara Kala. Makanya tak ada yang berani tinggal di bumi Jawa, sebelum mendapat izin Wisnu dan manikmaya atau Semar.....
Mahapati Ngerum diantar Aji Saka menemui Wisnu... Saat bertemu, dituturkan bahwa wadyabala warga Ngerum yang mati tidak bisa hidup lagi, dan sudah menjadi Peri Prahyangan, anak buah Batara Kala. Tapi ke-8 Hadipati yang gugur dalam tugas itu berhasil diselamatkan oleh Wisnu dan diserahi tugas menjaga 8 mata angina. Namun mereka tetap menghuni alam halus...
Langganan:
Postingan (Atom)